Ketika Cinta Menjebak: Coach Ady dan Dimas di Love Bermuda Triangle
“Menjadi Orang Ketiga.” Dalam skenario ini, Coach Ady dan klien kita adalah seorang pria bernama Dimas (bukan nama sebenarnya) yang terjebak dalam cinta terlarang.
—
Dimas: Hai, Coach Ady. Terima kasih sudah mau mendengarkan cerita saya. Jujur, saya bingung banget sekarang.
Coach Ady: Halo, Dimas! Santai aja, bro. Ini tempat yang aman buat curhat. Jadi, ceritain deh, apa yang bikin kamu bingung?
Dimas: Saya jatuh cinta sama cewek, tapi masalahnya… dia udah punya pacar. Dan saya nggak bisa berhenti mikirin dia.
Coach Ady: Wah, cinta segitiga nih. Kamu lagi nonton drama Korea atau gimana? (tertawa)
Dimas: Hahaha, iya nih, hidup saya kayak drama. Saya tahu ini salah, tapi perasaan saya ke dia bener-bener kuat. Saya merasa jadi orang ketiga yang jahat.
Coach Ady: Oke, pertama-tama, kita harus kasih nama buat masalah ini. Gimana kalau kita sebut ini “Love Bermuda Triangle”? Biar seru dikit.
Dimas: Hahaha, boleh juga. Love Bermuda Triangle.
Coach Ady: Nah, Dimas, pertanyaannya sekarang, kamu lebih suka jadi Indiana Jones yang nyari artefak cinta, atau kamu mau keluar dari segitiga misterius ini?
Dimas: Saya pengen keluar, Coach. Tapi saya bingung gimana caranya. Setiap kali dia cerita masalah sama pacarnya, saya jadi pengen melindungi dia.
Coach Ady: Wow, jadi kamu ini semacam super hero, ya? Tapi ingat, bahkan super hero pun harus tahu kapan harus mundur. Coba kita lihat dari sudut pandang lain. Apa yang bikin kamu merasa harus terus ada di samping dia?
Dimas: Saya merasa dia butuh saya, Coach. Pacarnya sering bikin dia sedih, dan saya selalu ada buat dia.
Coach Ady: Hmm, jadi kamu ini kayak pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi Dimas, coba pikirin deh, apakah dengan terus ada buat dia, kamu sebenarnya membantu atau justru menambah beban?
Dimas: Mungkin saya malah bikin dia tambah bingung, ya.
Coach Ady: Bisa jadi. Kadang, kita niatnya baik, tapi hasilnya malah bikin kacau. Nah, sekarang mari kita bikin rencana keluar dari Love Bermuda Triangle ini. Siap?
Dimas: Siap, Coach!
Coach Ady: Oke, langkah pertama, kita bikin deklarasi superhero: “Saya, Dimas, berjanji untuk fokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan saya sendiri.” Baca dengan suara lantang, bro!
Dimas: Saya, Dimas, berjanji untuk fokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan saya sendiri.
Coach Ady: Mantap! Langkah kedua, kita bikin batasan. Hindari situasi yang bisa bikin kamu merasa jadi penyelamat. Jadi, kalau dia mulai curhat masalah pacarnya, kamu bisa bilang, “Maaf, tapi aku lagi fokus pada diriku sendiri sekarang.” Gimana, berani?
Dimas: Berani, Coach. Tapi gimana kalau dia butuh banget bantuan?
Coach Ady: Ingat, Dimas, kamu bukan satu-satunya orang yang bisa bantu dia. Dia punya teman-teman lain, keluarga, dan mungkin juga pacarnya sendiri. Kamu bukan satu-satunya superhero di dunia ini.
Dimas: Benar juga, ya. Saya harus belajar untuk lebih memikirkan diri sendiri.
Coach Ady: Tepat! Langkah terakhir, kita bikin list aktivitas yang bisa bikin kamu happy tanpa melibatkan dia. Apa hobi yang kamu suka tapi belum sempat kamu lakukan?
Dimas: Saya suka main gitar, tapi udah lama nggak main.
Coach Ady: Nah, itu dia! Kembali main gitar dan nikmati waktu sendiri. Siapa tahu, nanti kamu ketemu cewek yang juga suka musik dan nggak terjebak di Love Bermuda Triangle.
Dimas: Hahaha, bener juga. Terima kasih, Coach Ady. Saya merasa lebih lega sekarang.
Coach Ady: Anytime, Dimas! Ingat, hidup ini bukan drama Korea, tapi kalau kita bisa bikin hidup lebih seru dengan jadi pahlawan buat diri sendiri, kenapa nggak? Keep rocking, bro!
—